Senin, 06 Mei 2024

2.1.b.4. Jurnal pemantauan pembelajaran Daring CGP oleh Pengajar Praktik

 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

NO

URAIAN

KETERANGAN

1

Nama Sekolah

SD Negeri Karangwuni

2

Nama Calon Guru Penggerak

Anik Rahmawati,SPd

3

Kegiatan Mulai Dari Diri

 Pada kegiatan mulai dari diri dipaparkan bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar siwa yang berbeda dengan menerapkan strategi diferensiasi pembelajaran. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru: 1. Guru melakukan observasi dengan siswa untuk mengenal kebutuhan,minat,dan gaya belajar setiap siswa secara individu 2. Guru menciptakan lingkungan kelas yang kondusif sehingga siswa merasa diterima dan dihargai oleh guru. 3. Guru merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda. 4. Guru memberikan waktu tambahan sebagai dukungan kepada siswa yang memerlukan bimbingan individu baik berupa remidial maupun pengayaan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

4

Kegiatan Eksplorasi Konsep

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
  4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

 

5

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 1

Dalam sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi, namun kali ini bentuknya akan sedikit berbeda, karena Anda tidak hanya akan berdiskusi dengan fasilitator, melainkan dengan sesama CGP.  Ya, sesi kali ini disebut dengan Ruang Kolaborasi. Kali ini, kita akan mencoba berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi. 

Saya  bersama rekan kelompok akan diminta untuk menganalisis skenario pembelajaran yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi yang beragam. Setiap kelompok hanya akan menganalisis satu skenario pembelajaran berdiferensiasi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pemandu berikut ini:

  1. Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?
  2. Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?
  3. Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?

Penentuan kelompok dan juga skenario mana yang akan dianalisis  akan difasilitasi oleh Pak Agus Rahmaddi sebagai Fasilitator.

6

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 2

 Saya bersama rekan kelompok telah menganalisis implementasi pembelajaran berdiferensiasi untuk satu materi yang telah dipilih. Selanjutnya, kita akan bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar dalam ruang virtual yang telah disediakan untuk  mempresentasikan hasil analisis skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan saling memberikan tanggapan hasil analisa kelompok lain.

Kegiatan akan diakhiri oleh Pak Agus Rahmaddi menarik kesimpulan tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

7

Kegiatan Demonstrasi Kontekstual

Pada kegiatan Demonstrasi Kontekstual kali ini saya banyak mendapat pengetahuan dan keterampilan yang kami yakin dapat membantu saya untuk keluar dari zona nyaman dan  saya akan mulai melakukan perubahan.  Melalui wadah ini saya mendemonstrasikan keterampilan yang telah saya pelajari dalam konteks dan situasi pembelajaran yang nyata dalam sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat pembelajaran berdiferensiasi.

8

Kegiatan Elaborasi Pemahaman

Kegiatan elaborasi pemahaman dipandu oleh instruktur dari Jakarta Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.

Ada waktu ketika pembelajaran seluruh kelas adalah pilihan yang efektif dan efisien. Ini berguna untuk misalnya, membangun pemahaman bersama, dan memberikan kesempatan untuk diskusi dan melakukan ulasan bersama yang dapat membangun rasa kebersamaan.

Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan kelas, mengulas kembali, dan berbagi, yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk eksplorasi, ekstensi (pendalaman materi), dan produksi (menghasilkan pekerjaan) individu atau kelompok kecil.

 

9

Kegiatan Koneksi Antar Materi

  • Membuat kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.
  • menjelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana kita melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
  • Kemudian membuat kesimpulan dengan menggunakan cara atau media yang dapat kita pilih sendiri. Di sini saya memilih dengan media canva

10

Kegiatan Aksi Nyata

Setelah mempelajari dan memahami materi tentang pembelajaran berdiferensiasi, tentu saya ingin mengimplementasikannya dalam praktik sehari-hari, bukan? Saya dapat melihat kembali RPP yang sudah Anda buat di awal tahun ajaran/awal semester.  Cobalah untuk melihat kembali apakah tujuan pembelajaran yang Anda buat sudah  jelas untuk diri saya dan juga murid . Pengetahuan, keterampilan, sikap apa yang dideskripsikan dalam tujuan pembelajaran tersebut yang harus dikuasai oleh murid-murid saya? Setelah saya memahami dengan jelas tujuan pembelajaran tersebut, selanjutnya analisislah kebutuhan belajar murid Anda. Bagaimana kesiapan belajar mereka jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran? Apakah mereka telah memiliki pengetahuan awal atau keterampilan yang dipersyaratkan? Siapa saja murid-murid yang menurut saya akan memerlukan bantuan lebih? Siapakah yang perlu diberikan tantangan? Aktivitas jangkar apa yang akan saya siapkan?  Setelah itu, tentukanlah bentuk diferensiasi apa yang akan saya lakukan (konten/proses/produk) untuk membantu saya merespon kebutuhan belajar murid-murid saya tersebut. Bagaimana saya akan mengatur kelas supaya efektif? Strategi pengelompokan apa yang akan saya pilih? Bagaimana saya akan memastikan bahwa lingkungan belajar yang saya siapkan mengundang murid saya untuk belajar? Setelah itu, saya mulailah mengimplementasikan rencana pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas saya.


2.2.b.4. Jurnal pemantauan pembelajaran Daring CGP oleh Pengajar Praktik

 Pembelajaran Sosial dan Emosional

NO

URAIAN

KETERANGAN

1

Nama Sekolah

SD Negeri Karangwuni

2

Nama Calon Guru Penggerak

Anik Rahmawati,S.Pd

3

Kegiatan Mulai Dari Diri

Kegiatan mulai dari diri dimulai dengan  menjawab pertanyaan yang merefleksikan pengalaman  berkaitan dengan kompetensi sosial dan emosional, baik diri sendiri maupun murid .

4

Kegiatan Eksplorasi Konsep

 Dalam kegiatan eksplorasi konsep dipaparkan materi tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) . Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat

  1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

5

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 1

Dalam ruang kolaborasi pak Agus memberikan penguatan materi pembelajaran sosial dan emosional serta memberikan pertanyaan pemantik yang akan dilakukan sebagai materi diskusi kelompok yaitu:

  1. Apakah kekuatan Anda dalam bekerja sama dengan orang lain? Bagaimana Anda mengelola kekuatan tersebut untuk dapat bersinergi dengan CGP lain?
  2. Apakah kemampuan kerja sama yang ingin Anda tingkatkan dalam diri Anda?
  3. Apakah ide pembelajaran 5 KSE  yang dapat Anda terapkan di kelas dan sekolah Anda?

6

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 2

Saya bersama rekan kelompok telah melakukan analisis dan menyusun 5 ide implementasi pembelajaran 5 KSE dan 2 ide penguatan KSE untuk rekap PTK di sekolah dengan karakteristik jenjang pendidikan yang saya ampu, dan saya tuangkan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. Selanjutnya, saya akan bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar dalam ruang virtual yang telah disediakan untuk mempresentasikan tabel yang telah dibuat tadi, dan masing-masing kelompok akan saling mencermati hasil tabel 3.1 dan tabel 3.2 milik kelompok lain

7

Kegiatan Demonstrasi Kontekstual

Dalam demonstrasi kontekstual  saya membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang bermuatan KSE yang saya implementasikan dalam pembelajaran di kelas.

8

Kegiatan Elaborasi Pemahaman

Setelah mempelajari berbagai paradigma dan praktek pembelajaran sosial emosional, apakah hal yang ingin Anda tanyakan lebih lanjut? Diharapkan Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak dapat mendorong rasa keingintahuan dalam bentuk pertanyaan mendalam untuk dibahas bersama Instruktur. Jadi, bukan soal seberapa banyak pertanyaan yang disampaikan, namun seberapa pentingkah pertanyaan tersebut bagi Bapak/Ibu dalam menguatkan pemahaman pada Modul 2.2 ini. Berkenaan dengan hal tersebut, silakan sampaikan pertanyaan-pertanyaan yang masih saya miliki terkait dengan praktik pembelajaran sosial dan emosional kepada instruktur. 

9

Kegiatan Koneksi Antar Materi

Koneksi antara pembelajaran KSE dan diferensiasi terletak pada upaya untuk memahami dan merespons kebutuhan sosial dan emosional siswa dalam proses pembelajaran. Dengan memahami dan mengakomodasi kebutuhan sosial dan emosional siswa, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan memotivasi bagi semua siswa.

Misalnya, dalam pembelajaran diferensiasi, guru dapat menggunakan pendekatan yang berbeda-beda untuk mengakomodasi gaya belajar yang beragam dari siswa. Dengan memahami kebutuhan sosial dan emosional siswa, guru dapat merancang pengalaman belajar yang memperhatikan aspek-aspek emosional dan sosial siswa, seperti memberikan dukungan emosional saat siswa mengalami kesulitan belajar, atau memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkolaborasi dalam pembelajaran.

Dengan demikian, koneksi antara pembelajaran SEL dan diferensiasi dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan memotivasi bagi semua siswa, sehingga mereka dapat mencapai potensi belajar mereka secara optimal.

 

10

Kegiatan Aksi Nyata

Merancang dan membuat rencana program pelaksanaan pembelajaran yang berdiferensiasi kemudian mempraktekkan di kelas dan menvidiokannya


2.3.b.4. Jurnal pemantauan pembelajaran Daring CGP oleh Pengajar Praktik

 Coaching Untuk Supervisi Akademik

NO

URAIAN

KETERANGAN

1

Nama Sekolah

SD Negeri Karangwuni

2

Nama Calon Guru Penggerak

Anik Rahmawati,S.Pd

3

Kegiatan Mulai Dari Diri

Pembelajaran pada modul ini, mari kita mulai dari diri saya. Sebagai seorang guru, saya adalah seorang pemimpin pembelajaran. Dalam perjalanan saya sebagai seorang guru, tentunya saya pernah mendapatkan pengalaman terkait dengan supervisi akademik sebagai salah satu cara pengembangan kompetensi diri saya.

4

Kegiatan Eksplorasi Konsep

Coaching adalah proses untuk memaksimalkan potensi pada di coachee. Begitu pula supervisi akademik. Dengan supervisi akademik, seorang guru dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya dengan melakukan refleksi dan tindak lanjut setelah supervisi akademik. Coaching akan membantu seseorang untuk belajar. Supervisi akademik juga akan melatih seseorang untuk belajar memaksimalkan potensi diri dalam menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Coaching adalah proses kolaborasi yang berfokus kepada solusi sehingga seseorang bisa meningkatkan performa kerjanya. Supervisi akademik juga berorientasi kepada solusi kepada seorang guru untuk meningkatkan performa atau kompetensinya, baik kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

5

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 1

Saya tentunya sudah memahami konsep coaching dalam konteks pendidikan, komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching, Percakapan coaching dengan alur TIRTA dan supervisi akademik yang menggunakan paradigma berpikir coaching baik melalui pembelajaran mandiri dan diskusi. Sekarang saatnya saya berkolaborasi dengan rekan calon guru penggerak lainnya untuk membentuk  komunitas praktisi secara daring.

6

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 2

Setelah saya berlatih dengan rekan dalam satu kelompok sekarang saatnya untuk mempraktikkan percakapan coaching dan memberikan refleksi mengenai praktik percakapan coaching yang telah dilakukan di dalam kelompok bersama fasilitator. Pastikan Anda sudah berlatih dengan baik. Praktik percakapan coaching ini akan diamati oleh sesama CGP lainnya dan fasilitator. Harapannya, setelah masing-masing pasangan CGP mempraktikkan percakapan coaching dan memberikan refleksinya masing-masing, CGP lain dan fasilitator dapat memberikan umpan balik berdasarkan data dan refleksi mengenai praktik CGP tersebut. Praktik ini juga akan dinilai oleh fasilitator dengan menggunakan rubrik penilaian.

7

Kegiatan Demonstrasi Kontekstual

Dalam Demonstrasi Kontekstual kita di beri tugas mempraktekkan coaching dengan teman dan di situ ada teman lain sebagai observer

 

  1. Supervisor (CGP A) melakukan percakapan pra supervisi, melakukan supervisi, dan pasca-supervisi kepada supevisee/coach (CGP B).
  2. Supervisor (CGP A) akan melakukan percakapan pra supervisi mengenai kompetensi inti coaching (presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot) kepada coach dengan menggunakan Tabel 5. Rubrik Penilaian Sesi Ruang Kolaborasi sebagai acuan. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
    • Bapak/Ibu ingin saya membantu mengembangkan kompetensi yang mana?
    • Bagian mana yang nanti Bapak/Ibu inginkan untuk saya amati?
    • Bagaimana penilaian Bapak/Ibu sendiri terhadap apa yang akan kita kembangkan ini?
    • Apa harapan dari observasi yang akan kita lakukan bersama ini?
  3. Supervisor (CGP A) melakukan observasi terhadap proses percakapan coaching yang dilakukan antara supervisee/coach (CGP B) dan coachee (CGP C), serta mencatat hal-hal yang diamati.

8

Kegiatan Elaborasi Pemahaman

Kegiatan ini mendengarkan dan mencermati penjelasan dari instruktur tentang materi coaching dan supervisi

9

Kegiatan Koneksi Antar Materi

Pemikiran Reflekktif Terkait Pengalaman Belajar Dalam modul 2.3 mengenai coaching untuk supervisi akademik dijelaskan definsi coaching sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi,berorientasi pada hasil yang sistematis.Dimana coach menfasilitasi peningkatan atas perfoma kerja,pengalaman hidup,pembelajaran diri,dan pertumbuhan pribadi dari coachee Ada 3 prinsip dalam kegiatan coaching yakni kemitraaan,proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Pelaksanaan coaching menggunakan alur TIRTA yakni Tujuan,Identifikasi,Rencana aksi dan Tanggung jawab Supervisi akademik yaitu upaya membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan pembelajaran

10

Kegiatan Aksi Nyata

Saya telah sampai pada bagian akhir dari pembelajaran pada modul coaching ini.  Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, akan melakukan rangkaian supervisi klinis dan percakapannya dengan paradigma berpikir coaching secara langsung dengan rekan sejawat. Rangkaian supervisi klinis ini terdiri dari kegiatan perencanaan sebelum observasi (pra-observasi), observasi dan pasca observasi berupa praktik percakapan coaching yang memberdayakan.


3.1.b.4. Jurnal pemantauan pembelajaran Daring CGP oleh Pengajar Praktik

 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

NO

URAIAN

KETERANGAN

1

Nama Sekolah

SD Negeri Karangwuni

2

Nama Calon Guru Penggerak

Anik Rahmawati,SPd

3

Kegiatan Mulai Dari Diri

 Di awali dengan pertanyaaan pemantik sebagai seorang pemimpin pembelajaran atau pimpinan sebuah institusi, tentu Anda menghadapi pengambilan keputusan setiap harinya. Pernahkah dalam pengambilan keputusan tersebut melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu nilai kebajikan tertentu, dan keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu dengan yang lain?

4

Kegiatan Eksplorasi Konsep

CGP dapat menjelaskan  pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral.

CGP dapat menjelaskan pentingnya  pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.

CGP bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika.

5

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 1

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal, seperti yang telah disampaikan di atas. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti.  Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang.

Nilai-nilai kebajikan universal sendiri telah dibahas dan pelajari di modul 1.2 dan 1.4,  yaitu pada saat membahas tentang Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, serta  Budaya Positif. Diane Gossen (1998) seorang pakar pendidikan dan praktisi disiplin positif mengemukakan bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal ini merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Selanjutnya Gossen berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam diri seseorang, maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain.

 

6

Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 2

 Ditampilkan suatu kasus ke dalam satu kelompok  kemudian menganalisis dan mempresentasikan  Di salah satu SD Negeri di Sleman jumlah peserta didik di kelas 1 sebanyak 10 siswa. Salah satu siswa di kelas tersebut dalam satu tahun pelajaran mengalami kesulitan belajar menyebabkan nilai rata-rata rapor tidak mencapai KKM sehingga secara aturan siswa tersebut seharusnya tidak naik kelas. Tetapi dalam catatan kehadiran, murid tersebut rajin berangkat sekolah. Dari hasil rapat pleno kenaikan kelas Kepala sekolah menginstruksikan untuk menaikkan nilai murid tesebut agar mencapai KKM sehingga diputuskan siswa tersebut naik kelas karena jika siswa tersebut tidak naik kelas dikhawatirkan akan pindah sekolah, sehingga jumlah siswa di sekolah tersebut semakin berkurang

7

Kegiatan Demonstrasi Kontekstual

Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi untuk menunjukkan pemahaman kita mengenai keseluruhan materi. kita diberi kesempatan untuk meninjau materi di modul ini dengan konteks lokal yang kita hadapi.Unsur-unsur apa saja yang kita butuhkan dalam menjalankan pengambilan keputusan dilema etika, sebagai pemimpin pembelajaran? Dalam hal ini, kesempatan tersebut berupa mengadakan wawancara dengan pimpinan/kepala sekolah tentang praktik pengambilan keputusan selama ini di sekolah asal kita, dan juga di tempat/lingkungan lain. Hasil wawancara ini akan kita analisis berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini. Hasil analisis kita akan dijadikan sebuah refleksi atas praktik pengambilan keputusan dilema etika yang telah dijalankan di sekolah asal dan di sekolah-sekolah lain di lingkungan  sekitar kita

8

Kegiatan Elaborasi Pemahaman

 

  9

Kegiatan Koneksi Antar Materi

 

10

Kegiatan Aksi Nyata

Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP akan mendapat kesempatan untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP. CGP akan mencari kasus nyata yang mengandung unsur dilema etika dengan melakukan wawancara dengan pimpinan (kepala sekolah) kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, kesimpulan, refleksi yang menunjukkan pengetahuan dan pengalaman CGP.

 


2.1.b.4. Jurnal pemantauan pembelajaran Daring CGP oleh Pengajar Praktik

  Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi NO URAIAN KETERANGAN 1 ...