Senin, 28 Maret 2022

3.3.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 23

 

3.3.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 23

Jurnal refleksi di minggu ini penulis akan merefleksi menggunakan Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C). Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Berikut adalah deskripsi jurnal refleksi minggu 23 menerapkan model 4C:

1. Connection

Sudah kita ketahui bahwa sebagai guru penggerak memiliki beberapa peran  diantaranya : 1) menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya; 2) Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah; 3) Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah; 4) Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan 5) Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah. Kesemua peran tersebut sangat memiliki korelasi dengan dengan modul 3.3. pengelolaan program yang berdampak pada murid.

Keterkaitanya yaitu guru penggerak berperan menggerakan guru lain untuk membuat komunitas belajar yang akan saling bahu membahu menyusun dan merancang sebuah program yang berdampak pada murid. Program yang disusun dalam komunitas belajar adalah program yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap murid seperti dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada diri murid. guru penggerak bersama guru lain dan pemangku kebijakan duduk bersama membuka ruang diskusi dan berkolaborasi merancang ekosistem pendidikan yang memberikan ruang pada murid untuk bisa mengembangkan dirinya secara maksimal dalam kegiatan yang telah dirancang dalam program yang berdampak pada murid.  Program yang disusun bersama dalam komunitas perubahan yang menjadikan anak memiliki kenyamanan, ketenangan dan dan kebahagian dalam melakukan setiap kegiatan yang terakomodir dalam program tersebut.

2. Challenge

Selama ini dalam menjalankan sebuah program sebenarnya sekolah sudah mengetahui adanya tahapan dalam pelaksanaan program yaitu Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran, Laporan) hanya saja dalam pelaksanaan di lapangan kebiasaannya tidak secara sempurna dilaksanakan. Faktanya hanya menjalankan tahap monitoring dan evaluasi. Padahal learning dan reporting merupakan tahapan yang penting yang tidak boleh dilalui.

Dalam learning digunakan untuk berpikir dan merefleksikan situasi dan dapat membantu menyusun refleksi tertulis. Dalam learning juga membahas aspek utama dari apa yang perlu dipertimbangkan ketika meninjau suatu pengalaman. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari refleksi perlu ditinjau kembali pemikiran yang dimiliki.

Dalam laporan digunakan sebagai media untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambil. Maka sangat penting membuat sebuah laporan yang dapat dipertanggung jawabankan. Laporan yang tidak menimbulkan kecurigaan khalayak umum. Laporan yang menjadikan setiap warga sekolah bertanggung jawab terhadap program tersebut.

Selain itu yang sering tidak dilakukan adalah memenejemen resiko secara matang.  Salah satu hal yang harus dilakukan dalam merencanakan program. Menejemen resiko ini merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala sesuatu yang kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib melakukan rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

3. Concept

3.3.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Assignment

Menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari mengenai tahapan pengelolaan program. Merancang pengelolaan program dengan melibatkan orang tua dan komunitas.

Tahapan BAGJA

B-uat Pertanyaan

Buatlah pertanyaan untuk mengarahkan kita kepada penelusuran hal-hal yang akan kita lakukan

A-mbil Pelajaran

Ceritakan dan tuliskan pengalaman/kegiatan baik, prestasi yang pernah terjadi yang berhubungan dengan topik bahasan (kepemimpinan siswa (murid) di sekolah)

G-ali Mimpi Buat gambaran rinci kondisi ideal atau mimpi kita terkait topik bahasan:

- Kepemimpinan seperti apa yang dibayangkan ada dalam diri siswa (murid)

- Perilaku apa saja yang ada pada siswa (murid) dengan kepemimpinan yang baik

 - Perilaku guru seperti apa yang mendorong kepemimpinan siswa

- Perilaku kepala sekolah seperti apa yang mendorong kepemimpinan siswa

- Perilaku orang tua seperti apa yang mendorong kepemimpinan siswa

- Hal apa saja yang perlu dimiliki untuk meningkatkan kepemimpinan siswa

J-abarkan Rencana Membuat cara/strategi mencapai mimpi-mimpi yang sudah kita tuliskan: - Rencana/strategi apa yang perlu dilakukan (siapa melakukan apa)?

- Bagaimana memonitor dan mengevaluasi rencana tersebut (bisa melihat format kerangka Monev)

A-tur Eksekusi Menentukan tim inti program:

- Siapa koordinator/penanggung jawab pelaksanaan program

- Siapa yang bertugas memonitor dan mengevaluasi jalannya program

- Siapa yang bertugas membuat laporan program

- Bagaimana cara komunikasi/koordinasi yang dilakukan tim (melalui pertemuan (diskusi), rapat mingguan/bulanan dll) untuk memberi kabar satu sama lain tentang jalannya program

Kerangka Monitoring, Evaluasi, dan Pembelajaran

Pertanyaan Kunci Pertanyaan Kunci Evaluasi Program (Diisi dengan pertanyaan utama yang menjadi tujuan evaluasi)

Fokus Monitoring

Monitoring Diisi dengan pilihan aktivitas-aktivitas atau tujuan antara program (outcomes) yang akan dipantau/dimonitor sepanjang pelaksanaan program, hal ini yang akan digunakan sebagai data untuk evaluasi program.

Pertimbangan Pemilihan Diisi dengan alasan pemilihan aktivitas atau tujuan antara (outcomes) program

Pertanyaan Utama Monitoring Diisi dengan pertanyaan untuk menggali fokus monitoring yang berpengaruh pada tujuan program

Metode Penggalian

Data Pertanyaan Monitoring Diisi dengan pertanyaan Utama Monitoring

Sumber Informasi Diisi dengan pihak/aktor yang berkaitan dengan pertanyaan monitorin

Metode Diisi dengan metode untuk penggalian data kepada sumber informasi Contoh: kajian evaluasi, observasi, wawancara, kuesioner/survey

Kapan/ Bagaimana Diisi dengan waktu penggalian informasi

Strategi Pengolahan Data

Pertanyaan Monitoring Diisi dengan pertanyaan monitoring dan pertanyaan tambahan tentang tim pengelola program

Data yang terkumpul Diisi dengan data dan informasi yang menjawab pertanyaan monitoring tersebut, dari berbagai metode

Kesimpulan Diisi kesimpulan yang dapat ditarik untuk menjawab pertanyaan monitoring dari data dan informasi yang ada pada kolom kedua

Catatan Khusus, Pengecualian, dll

Bila ada catatan khusus yang memberikan nuansa atas kesimpulan yang ditarik, catat di kolom

Pembelajaran Program

Faktor-Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Diisi dengan hal-hal yang mendukung keberhasilan program

Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Diisi dengan hal-hal yang menghambat pencapaian program

Program Pembelajaran

Diisi dengan hasil refleksi dan temuan-temuan signifikan selama pelaksanaan program

Pelaporan Program

Gambaran Umum Program:

Deskripsi Pelaksanaan Program: - Waktu Pelaksanaan - Strategi Pelaksanaan Program - Faktor Pendukung dan Penghambat Program - Hasil Pelaksanaan Program Evaluasi Program: Pembelajaran Program

3.3.a.8. Elaborasi Pemahaman - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Questionnaire

Mengkonfirmasi miskonsepsi dan pertanyaan yang berhubungan dengan proses pembuatan program sekolah yang berdampak pada murid.

3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Assignment

Membuat perencanaan Feedback dari fasilitator dan menarik kesimpulan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 3.3 dalam berbagai media.

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Assignment

mempraktikkan proses pembuatan program yang berdampak pada murid.

4. Change

Memetakan asset yang dimiliki sekolah

Memanfaatkan asset tersebut untuk mendukung keterlaksanaan program sekolah yang berdampak pada murid

Menyusun program sekolah yang berdampak pada murid dengan berbasis aset

Memenejemen risiko untuk meminimalisir datangnya kemungkinan-kemungkinan yang tidak diharapkan.

Rabu, 23 Maret 2022

3.3.a.6. Refleksi Terbimbing - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

3.3.a.6. Refleksi Terbimbing - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid?

Dalam menyusun suatu program kegiatan perlu dianalisis terlebih dahulu tentang dampak dan resiko yang mungkin terjadi hingga kemungkinan terburuk sekalipun. Program yang berdampak langsung pada siswa tentu saja dalam hal merancang pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaannya kita hendaknya mempertimbangkan hasil evaluasi dari kegiatan sebelumnya dengan model 4F (Fact, Feeling, Finding, Future).

Fact (Fakta)                      :  Catatan objektif tentang apa yang telah terjadi

Feeling (Perasaan)          :  Reaksi emosional terhadap situasi yang terjadi

Finding (Temuan)           :  Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

Future (Masa depan)     :  Menyusun pembelajaran pada masa yang akan datang

Apa yang mengejutkan  yang Anda temukan dalam proses pembelajaran tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid?

Kita menjadikan siswa sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, dan kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Tugas guru hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana siswa memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Apa yang berubah  yang akan Anda lakukan setelah memahami atau mempelajari materi ini?

Konsep Monitoring Evaluasi dan dua belas prinsip  dasarnya yang saya inginkan dalam penerapan program pengelolaan yang berdampak pada murid. Monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilaian luar independen. Monitoring dan evaluasi perlu disinergikan dengan kegiatan atau program yang sedang berjalan dengan melakukan perencanaan, tindakan, dan refleksi. Dalam melakukan monitoring dan evaluasi, Kertsy Hobson menawarkan dua belas prinsip dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman, yaitu :

Mengapa perlu melakukan monitoring dan evaluasi?

Menyetujui prinsip-prinsip yang menjadi pedoman.

Menentukan program atau proyek yang perlu dimonitor.

Menentukan siapa saja yang terlibat dalam setiap tahapan monitoring dan evaluasi.

Menentukan topik kunci dan pertanyaan untuk melakukan investigasi.

Mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas, dan langkah-langkah untuk berubah.

Mengidentifikasi informasi yang perlu diketahui.

Memutuskan bagaimana informasi diperoleh.

Menilai kontribusi/pengaruh yang diberikan.

Menganalisis dan menggunakan informasi.

Menjelaskan data

Etika dan proteksi data

Apa yang menantang bagi Anda untuk memahami apa yang disampaikan dalam modul ini?

Saya menyusun program sederhana yang melibatkan murid dan orang tua dan dalam penyusunan program yang berdampak pada murid saya menggunakan pendekatan BAGJA dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Saya optimis bahwa dengan pendekatan BAGJA akan memberikan solusi alternatif atas permasalahan siswa di sekolah. Kita dapat mengidentifikasi dan menginventarisasi kekuatan yang ada untuk dimaksimalkan dengan cara menyusun program yang diawali dari perumusan tujuan berupa pertanyaan sekolah yang diimpikan hingga memetakan potensi yang mungkin bisa dioptimalkan dengan bercermin pada evaluasi hasil kegiatan sebelumnya sebagai gambaran penyusunan program terutama dalam mengantisipasi segala kemungkinan resiko yang akan terjadi, sehingga kita siap apabila rencana yang dijabarkan belum menemui hasil yang diharapkan dengan menyiapkan rencana alternatif untuk melakukan eksekusi kegiatan.

Sumber-sumber dukungan yang saya miliki untuk membantu saya menyusun program yang berdampak pada murid.

Dalam rangka mewujudkan lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan program yang berdampak pada murid, guru dan sekolah tentunya tidak dapat bekerja sendiri. Mereka akan memerlukan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari komunitas. Yang dimaksud dengan komunitas di sini dapat terdiri dari murid, guru, orang tua, orang dewasa lain yang ada di sekitar murid, dan masyarakat atau lingkungan sekitar.

3.2.a.10.3. Jurnal Refleksi – Minggu 22

 

3.2.a.10.3. Jurnal Refleksi – Minggu 22

1.       Facts (Peristiwa):

Pada minggu ini saya menyelesaikan Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Pada prosesnya hal baik yang saya alami adalah bahwa pembelajaran materi ini sangat bermanfaat, dan merupakan hal baru bagi saya. Pada prosesnya tidak ada hambatan atau kesulitan berarti selama proses pembelajaran ini. Saya selalu mendapatkan informasi dari Fasilitator dan selalu berdiskusi dengan rekan rekan CGP sehingga hal tersebut sangat membantu.

2.       Feelings (Perasaan):

Selama pembelajaran berlangsung, saya merasa tertantang dan termotivasi untuk menerapkannya pada aksi nyata di sekolah, karena menurut saya apa yang saya pelajari ini sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi di sekolah saya, sehingga dengan mempelajari materi ini semoga menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan kualitas belajar.

3.       Findings (Pembelajaran):

Pembelajaran yang saya dapatkan dari proses ini bahwa dalam pengeloalaan sumber daya sebelum ini saya lebih banyak menggunakan Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking). Memusatkan perhatian pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Biasanya saya harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Terkadang hal tersebut membuat saya merasa tidak nyaman dan buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Pada materi ini saya diperkenalkan kepada Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) yaitu sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir.

Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir.

4.       Future (Penerapan):

Setelah mendapatkan materi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, maka dalam pengelolaan sumber daya saya akan lebih memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan (modal/aset) serta fokus pada potensi yang positif. Saya akan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah, mengelola sumber daya yang ada di sekolah dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset Based Community Development/ABCD) untuk berusaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.

 

Modul 3.2.a.10.2 Jurnal Refleksi Mingguan Minggu ke 21

 

Modul 3.2.a.10.2 Jurnal Refleksi Mingguan Minggu ke 21

What (Apa yang terjadi)

Pembelajaran di awali dengan forum  diskusi kelompok pada modul 3.2.a.5 dengan kegiatan di ruang kolaborasi  kelompok  yang berjumlah  3 orang .   Adapun anggota kelompok  kami adalah Nauly Trisnainy, Suhartati, dan Usman  Ismail, Diskusi yang  kami lakukan adalah  mengidentifikasi  dan maping's  asset yang merupakan modal dasar daerah  untuk menunjang  pembangunan   kualitas pendidikan di daerah kami masing-masing.  Setiap member  melakukan maping of  asset  internal dan external  daerah untuk mendapatkan  feetback masing-masing anggota kelompok lain.

Setelah Ruang kolaborasi per group berlanjut  dengan agenda presentasi di modul 3.2.a.5.1 dengan di dampingi oleh fasilitator Bpk M.S. Agung Santosa.  Presentasi Bersama fasil tambah membuat diskusi semakin menarik karena semua group mempresentasikan hasil diskusi di forum kecil ke forum besar  sehingga ide maping  of asset yang tidak terfikirkan di sekolah kami menjadi suatu temuan yang menarik untuk digali sebagai potensi meningkatkan kualitas edukasi di sekolah yang selama ini terabaikan karena kebanyakan ekosistem sekolah lebih terfokus pada deficit  based thinking  dan cenderung mangabaikan asset yang ada di sekolah dan lingkungan sekitarnya.

7 Asset modal  utama yang kami gali dan  memiliki potensi disekolah dan luar sekolah untuk kemajuan kualitas pendidikan  antara lain:

Asset Manusia (SDM)

Asset  Sosial

Asset Fisik

Asset lingkungan

Asset financial

Asset politik  

 Asset Agama dan budaya

So What (Bagaimana perasaan  saat  kegiatan terjadi)

Kegiatan di Ruang kolaborasi kelompok memberikan perasaan yang happy dan   saya merasa tertantang   karena  semua member mempresentasikan identifikasi detail asset masing- masing  sekolah dan  daerah yang merupakan modal dasar yang perlu dikelola dengan baik untuk menunjang kemajuan pendidikan merdeka belajar yang memihak pada murid. 

Dalam diskusi tentunya terdapat perbedaan pendapat satu sama lain akan tetapi perbedaan itu merupakan  asset untuk menentukan strategi  dalam mengolah asset yang dimiliki untuk  mencapai decision  dengan tetap menghargai  pendapat satu sama lain  dalam pendataan peninggatan pembelajaran  yang berpihak pada murid. Spirit dalam bersinergi satu sama lain membuat kami semakin  memiliki curiosty yang tinggi  untuk  berdedikasi dengan menggali asset yang ada di sekolah masing-masing dan  asset daerah masing- masing yang bisa kami mamfaatkan  dengan baik  untuk memberikan service yang lebih  pada murid kami sehingga terwujut murid yang  berkualitas   yang memiliki character building yang kuat dan tetap bertanggung jawab pada diri, sekolah dan menjaga  nama baik sekolah dan lingkungan sekitar.

Now what (Tindak lanjut dari peristiwa)

Lesson yang didapat pada diskusi ini adalah  out of box .  Hal -hal yang sebelumnya  tidak terfikirkan  untuk di mamfaatkan  pada pengelolaan asset  di sekitar sekolah dan   asset daerah  sekarang sudah  membuka cakrawala berfikir  kami CGP Angkatan ke 3 Kab. Sleman untuk  menilik dan mengelola asset tersebut.  

Saya  sebagai pemimpin pembelajaran yang sekarang bertugas di SMP Negeri 1 Prambanan akan mencoba mensosialisasikan  pada rekan sejawat step-by step.   Using approach of Asset based thinking merupakan  cara meningkatkan layanan mutu pendidikan  yang bertujuan untuk meningkatkan sekolah impian  yang berpihak pada murid. Saya tidak lagi  terfokus pada deficit based thinking akan tetapi focus pada asset yang ada di sekolah dan di daerah sekitar   untuk dijadikan inspirasi  dalam melakukan praktik baik pada murid untuk  meningkatkan pembelajaran  murid secara maksimal .  Pemberian pembelajaran yang maksimal tentunya memberikan pendidikan character yang maksimal juga sehingga murid-murid kami memiliki life skill dan  dengan tetap bertanggung jawab, memiliki rasa empati,peduli, bekerjasama , visioner sehingga nantinya mereka sudah siap terjun di masyarakat luas

 

Jumat, 18 Maret 2022

"3.1.a.9. Koneksi Antar Materi-Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran",

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran karena dimanapun kita sebagai pendidik harus bisa menempatkan diri ketika dihadapkan pada suatu dilema atau permasalahan . Sesuai dengan filosofi  “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

Seorang pendidik yang menjadi pemimpin pembelajaran hendaknya Ing Ngarso sung Tulodho pada saat di depan memberikan teladan bagi anak-anak didik. Ketika dihadapkan pada keadaan di mana harus mengambil keputusan sikap dan pola pikir kita akan menjadi suritauladan. Ing Madyo Mangun Karso, ketika berada ditengah sebagai inspirator dan motivator . Sebagai pemimpin pembelajaran pada saat bersama murid akan memberikan kekuatan dan tuntunan dalam pengambilan keputusan. Salah satu langkah dalam mambantu pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan coaching terhadap murid agar mereka dapat menemukan sendiri jawaban atas setiap kesulitan yang dihadapi. Tut Wuri Handayani, Mengikuti serta memberikan dorongan dari belakang. Peran seorang pemimpin pembelajaran sebagai fasilitator dengan memberikan dorongan positif dari belakang agar murid menemukan potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan sesuai dengan pribadinya yang unik.

Nilai-nilai yang tertanam pada diri kita sebagai pemimpin pembelajaran adalah penalaran yang baik, menghargai kosep-konsep dan prinsip-prinsip etika.meskipun setiap orang  memiliki prinsip-prinsip hidup yang berbeda. Dalam pengambilan keputusan yang terbaik bagi kepentingan murid, seorang pendidik akan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama.

Coaching dengan pertanyaan pertanyaan reflektif dapat membantu menemukan solusi atau keputusan terbaik. Pertanyaan (guiding questions) diharapkan mampu mengarahkan keputusan menjadi tepat. Ketika akan melakukan sebuah pengambilan keputusan, melakukan uji benar lawan salah dan benar lawan benar. Kita harus mengenali dengan benar apakah masalah yang sedang dihadapi sebuah dilema etika atau hanyalah sebuah bujukan moral semata. Kemudian pengambilan  keputusan  menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2. Mempertimbangkan siapa yang terlibat

3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

4. Pengujian benar atau salah

Uji legal.    

Uji regulasi. 

Uji intuisi. 

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

6. Melakukan Prinsip Resolusi

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Kemampuan guru dalam.mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran ketika mengambil keputusan harus dilakukan dengan kesadaran penuh (minful) dengan berbagai pilihan dan konskuensi yang ada, karena permasalahan muncul tidak melihat bagaimana kondisi emosional kita. Untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab diperlukan kompetensi kesadaran diri (Self awareness), pengelolaan diri (Self management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan hubungan social (relationship skills).

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut seorang pendidik akan mendasari pemikiran dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika, sehingga pada saat melaksanakan pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika akan melihat dan mempertimbangkan nilai-nilai tersebut. Setiap keputusan yang diambil akan ada konsekuensinya, oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada  rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan dan berpihak pada murid.

Keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid yang senantiasa menjadi tujuan dan visi seorang guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran pada akhirnya akan menciptakan sebuah lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi semua. Bila seorang pendidik selalu memiliki kepedulian dan keberpihakan pada murid, maka dia akan melakukan apa saja agar sang murid dapat maju dan meraih hal yang baik. Hal itu tentunya akan membuat murid-muridnya semakin merasa aman dan nyaman dalam belajar dan menjadi pribadi unik yang Tuhan ciptakan, serta lingkungan yang terbentuk akan saling mendukung serta kondusif.

Kesulitan-kesulitan dalam pengambilan keputusan sulit dan bertentangan seringkali terletak pada paradigma masing masing pihak dalam memandang situasi tersebut. Bila pihak yang terlibat tidak memiliki cara pandang yang sama serta penekanan kepentingan yang selaras, maka akan sulit dijadikan sebuah keputusan yang baik. Bila semua dapat berkomunikasi dengan baik dan menyatukan pendapat mengenai paradigma yang akan dipakai dalam memutuskan sebuah permasalahan, maka kesulitan-kesulitan tersebut akan dapat diatasi, atau minimal menjadi semakin ringan untuk diputuskan tanpa menimbulkan gesekan atau masalah di kemudian hari.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita yang paling bertanggung jawab dan berperan menentukan pengajaran yang akan terjadi di dalam kelasnya. Oleh karena itu, bila kita tidak mempraktikkan metode 9 langkah dalam pengambilan keputusan atau mempertimbangkan secara matang segala aspek sosial, hukum dan lainnya serta resiko serta dampak keputusan yang akan diambil tersebut maka kita dapat saja tergoda untuk mengambil keputusan yang berupa bujukan moral atau bahkan berpotensi merugikan murid-murid yang dipercayakan pada kita. Keputusan yang bertanggung jawab akan membawa manfaat kepada diri sendiri, dan terutama murid-murid bahkan kepada seluruh pemangku kepentingan di sekolah.

Murid adalah produk dari apa yang diajarkan lingkungannya, dalam hal ini keluarga dan sekolah serta masyarakat lainnya berperan membentuk karakter dan masa depan murid. Bila pengambilan keputusan dilakukan secara tidak bertanggung jawab tanpa menimbang dampak yang dapat terjadi pada murid sebagai akibat dari keputusan tersebut, tentunya akan mempengaruhi kehidupan murid bahkan masa depan murid menjadi kurang baik. Demikian juga sebaliknya, keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan kepentingan murid dalam tumbuh dan kembangnya akan berpotensi membuat kehidupan serta masa depan sang murid menjadi jauh lebih baik dan bahkan mereka dipersiapkan untuk menyongsong masa depan yang baik.

Modul-modul sebelumnya membangun paradigma seorang pendidik bagaimana memandang murid-muridnya dengan segala kompetensi dan keunikannya, menyesuaikan kodrat alam dan zaman, sampai memiliki visi untuk berpihak pada murid bahkan berhamba pada anak. Pembelajaran pada modul- modul tersebut memberikan pelatihan bagi pendidik dan sebagai landasan berpikir dalam menjalankan peran sebagai guru penggerak di sekolah maupun di lingkungan secara luas. Pada materi modul ini mengajarkan bagaimana kita dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan yang tepat dalam memandang dan menilai situasi sulit sehingga memudahkan kita mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid.

 

Selasa, 01 Maret 2022

3.2.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 20

 Model 2: Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)

- Description: Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana);


pada minggu ini Alhamdulillah masuk pada modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. kami CGP melakukan pendampingan dengan PP dan dilanjutkan adanya lokakarya 5. pada hari Sabtu, tanggal 26 Februari 2022 Lokakarya kami laksanakan di The Rish Hotel. alhamdulillah berjalan lancar namun suasana kemarin berbeda dibanding Loka yang lain karena banyak teman-teman CGP yang tidak dapat hadir karena terindikasi sakit Covid ataupun yang lain. namun seiring berjalannya waktu dengan kegiatan-kegiatan yang mengasyikkan dan menggugah pengetahuan dan semangat kita akhirnya dapat berjalan dengan baik. 


 - Examination: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya; 


dalam materi lokakarya 5 ini kami melakukan refleksi keadaan CGP pada awal mengikuti pelatihan dan sekarang yang sampai modul 3.2. mengalami perubahan yang lebih baik atau tidak. 


- Articulation of Learning: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. 

 “ Belajar tanpa refleksi adalah sia-sia, dan Refleksi tanpa belajar itu berbahaya” 

dalam pertemuan kemarin kami mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang sudah ada pada diri kami, kemudian mendapatkan usulan atau tanggapan dari teman-teman bagaimana memperbaiki kelemahan kami.


3.1.a.10.3. Jurnal Refleksi - Minggu 19

 Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C)

1) Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak? 

dalam materi ini sangat terkait dengan guru penggerak tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. dimana guru penggerak merupakan garda terdepan untuk memimpin pembelajaran yang pastinya akan menemukan masalah-masalah yang memerlukan keputusan tidak hanya untuk kepentingan individu, namun keputusan yang berpihak pada murid dan kebaikan bersama.

2) Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini? 

ada perbedaan namun pada dasarnya sama. jika kemarin sebelum mendapatkan materi ini jika mengambil keputusan hanya berdasar sebab akibat, dan hati nurani. namun setelah mempelajari materi ini ada 9 langkah yang harus ditempuh agar keputusan yang diambil akan tepat dan pasti merupakan pilihan terbaik untuk semuanya.

3) Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak? 

konsep-konsep penting yang saya pelajari pada materi ini yaitu 9 langkah pengambilan keputusan yang akan saya praktekkan jika menghadapi suatu masalah. baik itu bujukan moral ataupun dilema etika.

4) Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

perubahan yang akan saya lakukan yaitu menjadi pemimpin yang lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan dan berpihak kepada murid.


2.1.b.4. Jurnal pemantauan pembelajaran Daring CGP oleh Pengajar Praktik

  Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi NO URAIAN KETERANGAN 1 ...